Selasa, 27 November 2012

ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL




Dibagi menjadi 3 Masa, yaitu :
    1. Masa Awal Perkembangan: Boedi Oetomo(BO), Sarekat Islam (SI), Indische Partij (IP)
    2. Masa Radikal : Perhimpunan Indonesia (PI), Partai Komunis Indonesia(PKI), Partai Nasional Indonesia (PNI)
    3. Masa Moderat : Partai Indonesia(Partindo), Partai Nasional Indonesia (PNI Baru), Partai Indonesia Raya (Parindra)

1.      BOEDI OETOMO
a.       Didirikan : 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa STOVIA di Batavia
b.      Ketua      :  Soetomo.
c.       Latar Belakang : Terbentuknya organisasi tersebut atas ide dr. Wahidin Soedirohoesodo yang sebelumnya telah berkeliling Jawa untuk menawarkan idenya membentuk Studiefounds. Gagasan Studiesfounds bertujuan untuk menghimpun dana guna memberikan beasiswa bagi pelajar yang berprestasi, namun tidak mampu melanjutnya studinya. Gagasan itu tidak terwujud, tetapi gagasan itu melahirkan BO.
d.      Tujuan BO adalah memajukan pengajaran dan kebudayaan.

2.      SAREKAT ISLAM (SI)
Pada tahun 1911 berdiri organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) di Solooleh H. Samanhudi. Organisasi SDI berdasar pada dua hal berikut ini.
a. Agama Islam.
b. Ekonomi, yakni untuk memperkuat diri dari pedagang Cina
Atas prakarsa H.O.S. Cokroaminoto, nama SDI kemudian diubah menjadi Sarekat Islam ( SI ) pada November 1912, dengan tujuan untuk memperluas anggota sehingga tidak hanya terbatas pada pedagang saja.
Tujuan SI sebagai berikut:
1.      Mengembangkan jiwa dagang
2.      Membantu para anggotanya yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha (permodalan);
3.      Memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk asli;
4.      Menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang agama Islam.
Perkembangan SI
1.        Sarekat Islam berkembang menjadi organisasi massa yang pertama di Indonesia.
2.        SI merupakan gerakan nasionalis, demokratis danekonomis, serta berasaskan Islam dengan haluan kooperatif.
3.        Perkembangan SI yang begitu pesat menimbulkan kekhawatiran dari pihak Gubjend Indenberg sehingga permohonan SI sebagai organisasi nasional yang berbadan hukum ditolak dan hanya diperbolehkan berdiri secara lokal.
4.        Sifat SI yang demokratis dan berani serta berjuang terhadap kapitalisme menarik perhatian kaum sosialis kiri yang tergabung dalam Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) pimpinan Sneevliet (orang Belanda) masuk dalam diri SI yang menyebabkan tokoh SI Semarang(Semaun, dan Darsono) terpengaruh ajaran sosialis. Itulah sebabnya dalam perkembangannya SI pecah menjadi dua kelompok yaitu SI Putih dan SI Merah.SI Putih berfaham agama pimpinan H.O.S. Cokroaminotodan SI Merah berfaham komunis pimpinan Semaun dan Darsono.

3.      INDISCHE PARTIJ (IP)
a.       Didirikan   : 25 Desember 1912 di Bandung
b.      Tokoh Pendiri       : Tiga Serangkai, yang terdiri dari Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo), dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara)
c.       Tujuan IP  : menyatukan semua golongan yang ada di Indonesia, baikgolongan Indonesia asli maupun golongan Indo, Cina, Arab, dan sebagainya. Mereka akan dipadukan dalam kesatuan bangsa dengan membutuhkan semangat nasionalisme Indonesia
Perkembangan IP
1.      Cita-cita IP banyak disebarluaskan melalui surat kabar De Expres.
2.      IP merupakan organisasi politik pertama di Indonesia berhaluan kooperasi dengan tujuan Indonesia Merdeka. Oleh karena itu pemerintah menolak untuk memberikan badan hukum dengan alasan IP bersifat politik dan hendak mengancam ketertiban umum.
3.      Tulisan Suwardi Suryaningrat yang berjudul Als ik een Nederlander was(seandainya saya seorang Belanda) yang isinya berupa sindiran terhadap ketidakadilan di daerah jajahan.
4.      Kegiatan IP sangat mencemaskan pemerintah Belanda maka pada bulan Agustus 1913 ketiga pemimpin IP dijatuhi hukuman pengasingan dan mereka memilih Negeri Belanda sebagai tempat pengasingannya

4.      PERHIMPUNAN INDONESIA (PI)
Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan penjilmaan dari Indische Vereeniging
  Didirikan   : Oleh Pelajar Indonesia yang belajar di Negeri Belanda pada tahun 1908 (Indische Vereeniging), 1922(Indonesische Vereeniging), 1925 (Perhimpunan Indonesia).
  Tokoh Pendiri       : Sutan Kesayangan, R.N. Notokusumo, R.P. Sastrokartono, R. Husein Jayadiningrat, dan Notodiningrat.
  Tujuan PI  : Menginginkan Indonesia merdeka
Asas PI
1.      PI akan berjuang untuk memperoleh suatu pemerintahan untuk Indonesia yang hanya bertanggung jawab kepada rakyat Indonesia.
2.      Kemerdekaan penuh bagi Indonesia akan dicapai dengan aksi bersama dan serentak oleh rakyat Indonesia.
3.      Untuk itu sangat diperlukan persatuan nasional yang murni di antara seluruh rakyat Indonesia dalam menentang penjajahan Belanda yang telah merusak kehidupan bangsa Indonesia.
Perkembangan PI
1.      Propaganda gagasan PI disebarluaskan melalui surat kabar Hindia Putra
2.      Kegiatan PI meningkat bersifat nasional-demokratis, non-koperasi, bahkan anti kolonial dan bersifat internasional
3.      PI ikut serta dalam organisasi internasional, seperti Liga Demokrasi Internasional di Paris (1926), Liga Penentang Imperialis dan Kolonialisme di Brusel (1927), Kongres Wanita Internasional di Swiss (1927), dan Liga Komintern di Berlin (1927).
4.      Dalam sidang pengadilan, Ir. Soerkarno mengadakan pembelaan dalam judul “Indonesia Menggugat”. Namun para pemimpin PNI dianggap mengganggu ketertiban umum dan menentang kekuasaan Belanda sehingga dijatuhi hukuman penjara di Penjara Sukamiskin Bandung. (22 Desember 1930)

5.      PARTAI KOMUNIS INDONESIA (PKI)
Benih-benih paham sosialisme dibawa masuk ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama Sneevliet. Pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet mendirikan Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV). Ternyata ISDV tidak dapat berkembang sehingga Sneevliet melakukan infiltrasi/penyusupan kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV sebagai anggota SI, dan sebaliknya.
Didirikan                                  : Desember 1920 di Semarang
Susunan pengurus PKI            : Semaun (ketua), Darsono (wakil ketua), Bersgma (sekretaris), dan Dekker (bendahara)
Tujuan PKI                               : Mendidik kadernya secara khusus untuk menjadi tokoh-tokoh Marxisme tulen

Perkembangan PKI
1.  PKI semakin aktif dalam percaturan politik dan untuk menarik massa maka dalam propagandanya PKI menghalalkan secara cara.
2.     Mempergunakan kepercayaan rakyat kepada ayat-ayat Al -Qur'an dan Hadis bahkan juga Ramalan Jayabaya dan Ratu Adil untuk mendapat dukungan massa.
3.      Pada tanggal 13 November 1926 PKI melancarkan pemberontakan di Batavia dan disusul di daerah-daerah lain, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Di Sumatra Barat pemberontakan PKI dilancarkan pada tanggal 1 Januari 1927.
4.      Dalam waktu yang singkat semua pemberontakan PKI tersebut berhasil ditumpas. Akhirnya, ribuan rakyat ditangkap, dipenjara, dan dibuang ke Tanah Merah dan Digul Atas (Papua)

6.      PARTAI NASIONAL INDONESIA (PNI)
  Didirikan               : 4 Juli 1927 di Bandung
  Tokoh Pendiri       : Ir Soekarno sebagai ketuanya, dr. Cipto Mangunkusumo, Ir Anwari, Mr. Sartono, Mr. Iskak, Mr. Sunaryo, Mr. Budiarto, dan Dr. Samsi,.
  Tujuan PNI           : bekerja untuk kemerdekaan Indonesia

Asas PNI   
1.        Percaya pada diri sendiri, artinya memperbaiki keadaan politik, ekonomi, dan sosial budaya yang telah rusak oleh penjajah dengan kekuatan sendiri;
2.        Nonkooperatif, yakni tidak mengadakan kerja sama dengan pemerintah Belanda;
3.        Marhaenisme, yakni mengentaskan massa dari kemiskinan dan kesengsaraan.

Perkembangan PNI
1.      Propaganda gagasan PNI disebarluaskan melalui surat kabar, seperti Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di Batavia, maupun lewat para pemimpin khususnya Ir.Soekarno sendiri.
2.      Awal tahun 1930 muncul isu bahwa PNI pada akanmengadakan pemberontakan maka pada tanggal 29 Desember 1929, pemerintah Hindia Belanda mengadakanpenggeledahan secara besarbesaran dan menangkap empat pemimpinnya, yaitu Ir. Soerkarno, Maskun, Gatot Mangunprojo dan Supriadinata.
3.      Dalam sidang pengadilan, Ir. Soerkarno mengadakan pembelaan dalam judul “Indonesia Menggugat”. Namun para pemimpin PNI dianggap mengganggu ketertiban umum dan menentang kekuasaan Belanda sehingga dijatuhi hukuman penjara di Penjara Sukamiskin Bandung. (22 Desember 1930)

5.    Partai Komunis Indonesia
Ketika Sosial Democratische Arbeiderspartij (SDAP) di Belanda pada tahun 1918 mengumumkan dirinya menjadi Partai Komunis Belanda (CPN), para anggota ISDV dari golongan Eropa mengusulkan mengikuti jejak itu. Oleh karena itu, pada tanggal 23 Mei 1920 diubah lagi menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Di dalam susunan pengurus baru terbentuk tertera antara lain Semaun sebagai ketua, Darsono sebagai wakil ketua, Bergsma sebagai sekretaris, Dekker sebagai bendahara, serta Baars dan Sugono sebagai anggota pengurus.  PKI tumbuh menjadi partai politik dengah jumlah yang sangat besar. Akan tetapi karena jumlah anggotanya intinya kecil, partai itu kurang dapat mengontrol dan menanamkan disiplin kepada anggotanya.
Setelah berhasil menempatkan  dirinya sebagai partai besar, PKI merasa sudah kuat untuk melakukan pemberontakan pada tahun 1926. Hampir sepuluh tahun kemudian, Komitern mengirimkan seorang tokoh komunis kembali ke Indonesia. Tokoh tersebut ialah Musso yang pada bulan April 1935 mendarat di Surabaya. Dengan bantuan Joko Sujono, Pamuji, dan Achmad Sumadi, ia membentuk yang diberi nama PKI Ilegal. Kegiatan utama kaum komunis kemudian disalurkan melalui Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) dengan tokoh utamanya Amir Syarifudin.
6.    Partai Nasional Indonesia
Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 dengan tokoh-tokohnya Ir. Soekarno, Iskaq, Budiarto, Cipto Mangunkusumo, Tilaar, Soedjadi, dan Soenaryo. Dalam pengurus besar PNI, Ir. Soekarno ditunjuk sebagai ketua, Iskaq sebagai sekretaris/bendahara, dan Dr. Samsi sebagai komisaris. Sementara itu dalam perekrutan anggota disebutkan bahwa mantan anggota PKI tidak diperkenankan menjadi anggota PNI, juga pegawai negeri yang memungkinkan berperan sebagai mata-mata pemerintah kolonial. Ada dua macam cara yang dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di dalam masyarakat, yaitu:
a.    Usaha ke dalam: Usaha-usaha terhadap lingkungan sendiri, antara lain mengadakan kursus-kursus, mendirikan sekolah-sekolah dan bank-bank.
b.    Usaha ke luar: Dengan memeperkuat opini publik terhadap tujuan PNI, antara lain melalui rapat-rapat umum dan menerbitkan surat kabar Benteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di Batavia.
Peningkatan kegiatan rapat-rapat umum di cabang-cabang sejak bulan Mei 1929 menimbulkan suasana yang tegang. Pemerintah kolonial Belanda lebih banyak melakukan pengawasan secara tegas terhadap kegiata-kegiatan PNI yang dianggap membahayakan keamanan dan ketertiban. Sering kali polisi menghentikan pidato karena dianggap telah menghasut rakyat.
Akhirnya pemerintah Hindia Belanda beranggapan bahwa tiba saatnya untuk melakukan tindakan terhadap PNI. Bahkan Gubernur Jenderal de Graef telah mendapatkan tekanan dari konservatif Belanda yang tergabung dalam Vanderlansche Club untuk bertindak tegas karena mereka berkeyakinan bahwa PNI melanjutkan taktik PKI.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar